J-10B / JItenbi The New King
Penting :
* J10B pesawat tercanggih saat ini!
* J10B mampu kalahkan F-22 raptor USA
* J10B tidak dapat dilihat musuh
China, negeri Tirai Bambu. Berdasarkan data Center for Strategic and International Studies (CSIS*) tahun 2006, China merupakan negara dengan jumlah militer terbesar di dunia yang terdiri dari 2.255.000 tentara aktif, 800.000 pasukan cadangan serta 3.969.000 paramiliter [lihat 20 Negara dengan Jumlah Militer Terbesar). Selain jumlah militer, China memiliki kekuatan persenjaaan yang tangguh. Secara mandiri, cerdas dan berani, China kini mampu membuat pesawat tempur sendiri dengan perpaduan teknologi militer Rusia, China dan Amerika Serikat.
Pada November 2008, di Zhuhai, Guangdong – China, mengadakan Pameran Dirgantara dan Penerbangan Internasional ke-7. Ikut dalam pameran tersebut adalah Boeing Amerika Serikat, Airbus Prancis, Bombardier Kanada, Embraer Brazil, China Aviation Industry Corporation, Pengembang Jet J-10 and FBC-1. Disamping itu, Perussahaan Teknologi dan Sains Dirgantara China yang mengembangkan Pesawat Luar Angkasa Shenzhou-7 yang membawa roket Long March II-F, turut menampilkan 100 produk dan teknologi modern luar, termasuk modul orbit Shenzhou-7 dan turunannya. Dan salah satu atraksi pesawat militer China adalah pesawat tempur J-10
Jian-10 (J-10) atau Fighter 10 merupakan pesawat tempur buatan China yang mampu beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca. Dari segi kemampuan serangan, J-10 sudah lengkap dalam melakukan serangan udara-udara maupun udara-darat. Varian pertama dirancang sejak 1982 dengan alokasi 500 juta yuan. Jumlah J-10 yang sedang dan telah diproduksi hingga saat ini antara 120-160 unit. Pesawat tempur J-10 ini didesain oleh Institut Design Pesawat Terbang Chengdu dan diproduksi oleh Perusahaan Pesawat Terbang Chengdu AVIC. Pesawat tempur seri pertama telah digunakan oleh PLA Air Porce atau PLA-AF (Angkatan Udara Tentara Pembebas Rakyat China atau TNI AU-nya China) sejak 2003 silam.
Harga per satu unit J-10 adalah USD 28 juta (280 miliar rupiah) untuk kebutuhan lokal serta USD 41 juta (410 miliar) untuk harga ekspor termasuk suku cadang dan maintance. J-10 khusus untuk single-seat fighter (1 orang awak), sedangkan untuk dua awak dalam seri J-10S. Dan Februari 2009 ini telah diproduksi single-seat fighter varian terbaru yakni J-10B.
Langkah China
Proyek pembuatan J-10 dimulai pada pertengahan dekade 1980-an. Sebenarnya proyek serupa sudah dimulai di Indonesia sejak berdirinya Industri Pesawat Terbang Nurtanio di tahun 1976 dan terus berkembang hingga sebelum krisis dan pada akhirnya harus “di-break” ketika krismon 1998. Yang berbeda adalah China tetap konsisten untuk mengembangkan industri militernya dengan tujuan utama membuat pesawat tempur yang dapat menghadang F-16 dan MiG-29.
Pada mulanya, pengembangan J-10 dibantu oleh Israel dalam sisi teknologi pesawat berbobot ringan, desain aerodinamis, sistem kontrol “fly-by-wire” (juga diterapkan oleh Habibie di era 90-an). Seteleh Tragedi Tiananmen, mulai 1990-an China diembargo oleh Amerika dan Barat. Pertengahan dekade 90-an, Rusia membantu pengembangan dan menyuplai mesin turbo jet AL-31F sebagai mesin pendorong jet
Dan pada akhirnya, 22 Maret 1998, J-10 berhasil terbang dengan 6 unit prototipeny untuk PLA Air Force. Dan selama 5 tahun pengujian, test dan training, akhirnya Maret 2003 J-10 lulus pengujian untuk menjadi pesawat militer di China. Dioperasikan secara remsi untuk kekuatan militer China pertama kali pada Juli 2004 di Armada Udara Prov Yuanan. Sedangkan seri dua awak J-10S baru resmi di tahun 2005
Jian-10
Dan selama 2004 hingga 2006, sekitar 100 unit sampel berpenumpang 1 awak dan 2 awak yang sudah diserahkan ke PLA-AF. Dan diperkirakan China membutuhkan sekitar 300 pesawat tempur untuk kebutuhan Angkatan Udara China. Kecanggihan dan harga yang lebih murah membuat negara-negara di Dunia mulai sangat tertarik untuk memesan pesawat J-10 ini, seperti Paskitan, Iran dan Thailand. Dan pada Maret 2007, Kepala Stap Angkatan Udara Pakistan memesan 32 hingga 40 unit J-10 fighter yang akan dikirim pada tahun ini (2009).
Dengan pengembangan riset yang terus menerus serta pasca kemampuan China mengirim awak ke luar angkasa, maka kemampuan teknologi militer China sudah dapat “mulai” disejajarkan dengan Amerika dan Rusia. Dan J-10 sendiri memiliki sistem radar, misil, teknologi yang tidak kalah dengan pesawat tempur MiG, Sukhoi ataupun F-16. Seperti disebutkan diatas, J-10 dirancang dengan kemampuan untuk menyerang di udara (udara ke udara) dan ke darat (udara ke darat). Misil serta persenjataan sudah terintegrasi dengan pesawat tempurnya.
sumber
0 comments:
Post a Comment